Assalamualaikum.. Walau hari kemenangan sudah lewat sekitar
sebulanan lebih, tetapi aku tetap ingin mengucapkan Minal Aidzin Wal Faidzin,
Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
Sesuai dengan judul diatas, aku mau bercerita tentang pengalaman
mudikku kemarin di Kebumen. Rasanya usai balik mudik rencana mau ngeposting
cerita ini, malah hingga sekarang baru sempet nulisnya.. hehe
Tanggal 09-07-2016 tepat dihari jumat, aku berangkat mudik
dari klaten menuju kebumen bersama bapakku. Kita berangkat dari rumah sekitaran
pukul 10 pagi agar tidak kemalaman dan kepanasan. Di perjalanan tidak terlalu
banyak kendaraan yang membuat macet, karena hari ied fitri sudah kelewat
makanya situasi perjalanan tidak terlalu macet atau lebih tepatnya ramai lancar.
Lamanya perjalanan sampai di tempat tujuan sekitaran 5 jam. Tak lupa saat adzan
ditengah hari berkumandang, kita mampir di masjid terdekat untuk melaksanakan
ibadah sholat jumat. Di Masjid yang nampaknya belum selesai pendekorasiannya di
daerah purworejo, begitu sederhana, tetapi didalamnya sudah penuh dengan
jamaah-jamaah yang kebanyakan dari para pemudik dan sisanya warga sekitar. Sempat bingung juga mencari tempat duduk,
bahkan barang-barang seperti tas pakaian, jaket, dll aku letakkan saja di depan
pinggir pintu dekat area wudhu dengan rasa khawatir kalau hilang.
Di Prembun, aku mampir ditempat rumahnya pakde, tapi tidak
berjumpa karena juga lagi berpergian juga. Kita langsung menuju ke tempat
simbah, dan mampir membeli sandal jepit untuk dipakai main ke pantai besok
paginya. Jam setengah 3 kita sudah sampai ditempat simbah, akhirnya menginjak
di rumah sederhana ini juga setelah sekitar 5 tahun nggak kesana. Alhamdulillah
masih bisa melihat simbah yang masih sehat, setelah itu aku istirahat dulu lalu
mandi. Kondisi yang paling aku ingat ketika mudik di tempat simbah itu adalah
menu masakannya yaitu opor ayam sederhana dan kering tempe yang agak
kegosongan. Memang sangat sederhana banget, tapi hal itu justru yang bikin menjadi
kenangan dan untuk mengsyukuri hidup. Waktu malam hari dihabskan dengan
kumpul-kumpul di rumahnya pakdhe tepat di sebelah rumah simbah. Aku, Bapak,
Pakde, Mbak Ika, dan teman-teman main saat kecil dulu yaitu Mas Ndoyo dan Bani,
duduk ngobrol bercandaan didalam rumah sampai beberapa jam kemudian dilanjut
tidur untuk mempersiapkan badan buat besok main ke pantai.
Sabtu Pagi ditempat simbah, bangun tidur langsung disuguhkan
minuman teh hangat dan pisang goreng sederhana yang sekadar cukup untuk mengisi
perut. Lalu aku menyikat gigi sebelum pergi tanpa mandi karena nanti pun juga
bakal mandi-mandi di laut hahaha.. Aku pergi ke laut bersama bapakku dan Bani.
Aku jadi ingat dulu pernah main pasir-pasiran di pantai bareng Mas Ndoyo dan
Bani. Pantai yang aku datangi adalah Pantai Ambal yang berada di wilayah
Ambalwinangun kalau tidak salah. Ternyata ramai juga pantai ini, banyak
wisatawan yang datang. Sesampai di Pantai kita disambut dengan hamparan pasir
laut hitam, tanpa nunggu lama aku dan bani langsung datang ke air pantai
sedangkan bapak nungguin duduk di bawah tenda warung. Berbeda di pantai-pantai
yang pernah aku kunjungi di daerah wonosari, pantai disitu sumpah airnya asin
banget. Aku pun kaget, ketika ombak datang dan akupun terlempar, begitu terus
sampai mataku perih dan mencicipi air pantai yang asin itu. Oh iya, akupun juga
belajar mencari binatang undur-undur serta kerang-kerang laut. Baru kali ini
aku melihat dan berani memegang undur-undur laut yang masih hidup, kemudian
setelah kerang-kerang hidup serta pecahannya dimasukin ke dalam botol untuk
dibawa pulang. Setelah puas, aku mandi di dalam bilik dengan biaya Rp. 2000.
Antara takut malu, waspada, saat aku mandi di bilik tersebut, lah didalam aku
sedang mandi, ntar kalo ada celah dari bamboo atau dari plastiknya gimana, aku
kelihatan dong.
Setelah Asyik berfoto dan main air Pantai Ambal, aku
langsung diajak mampir di tempat makan Sate Khas Ambal. Memang didaerah Ambal
setelah aku browsing terkenal akan kuliner satenya. Waktu kemarin kita beli
banyak porsi, bener-bener puas nih perut. Setelah balik aku langsung istirahat
tidur dan kumpul bareng Bani untuk sekedar ngobrol sambil numpang Wifian,
karena di tempat simbah ini sinyal dari kartu provider yang aku gunain nggak
ada sinyal blas. Sambil minum air kelapa muda, kita nyantai asyik. Malamnya
sebelum tidur aku bersama bapakku pergi beli obat nyamuk dan sekalian nonton
acara muda-mudi desa itu.
Hari Minggu Terakhir aku menginjakkan kaki untuk kembali
lagi ke Klaten karena besok udah masuk PKL. Pagi-pagi sekali aku cepat-cepat
beres-beres, makan dengan menu yang sama kemarin. Sekitar pukul 9 pagi aku
sudah berangkat pergi setelah berpamitan dengan keluarga dan mampir di rumah
pakde akhirnya ketemu juga, lumayan dapat uang saku. Oh iyaa, ngebet banget
minum Dawet Ireng waktu pulang tapi nggak kesampaian, yaudah cuma belie s
campur di kulon progo aja, sekalian mampir di bakso prambanan ketika balik.
Dengan ini 3 Hari Bersama Bapak Mudik Ke Kebumen Berakhir,
sungguh akan kenangan yang tidak akan terlupakan. Kesederhanaan, Keharmonisan,
Ketulusan, aku rasakan disini. Walau bingung nggak ada wc, walau kamar mandi
masih menimba, walau nggak ada tv, walau fasilitas sederhana, walau tidur hanya
di ranjang di ruang tamu, makanan minuman sederhana, lantai masih tanah, semua
kesederhanaan itu sangat aku menikmati. Ketulusan dari keluarga kebumen
membuatku mengucapkan banyak terimakasih.
Sampai bertemu lain waktu lagi, dan melihat aku sudah
sukses.. Aammiiinnn
0 komentar:
Posting Komentar