Selamat datang di Blog David :) Dapatkan informasi pembelajaran, Materi Elektronika, Download lagu, Lirik lagu, Sekedar Diary saya,dll. Selamat membaca ^^
Minggu, 08 Mei 2016 - 0 komentar

Pendakian Pertamaku di Gunung Merbabu

Mendaki Gunung merupakan pilihan tujuan wisata banyak orang ketika sudah terlalu bosan dengan tempat wisata yang itu-itu saja (pantai, candi, museum,dll).
Apalagi sejak hadirnya film 5cm yang mengambil lokasi Gunung Semeru, film tersebut membuat banyak orang takjub akan keindahan alam ciptaan Allah SWT. Dari hal tersebut, maka orang-orang baik kalangan dewasa, muda, pelajar banyak yang mencoba mendaki. Semakin hari, semakin banyak, semakin lebih banyak lagi orang menyukainya.
Begitupun denganku, aku menjadi bagian dari banyak orang yang penasaran ingin merasakan mendaki gunung. Ini menjadi pengalaman pertamaku, mendaki di sebuah gunung yang memiliki ketinggian lebih dari 3.000 mdpl.
Waktu itu bermula dari teman2 saya yang mengajakku untuk ikut mendaki di Gunung Merbabu. Mereka mengajak siapa saja yang ingin ikut untuk ndaki bareng, aku sempat merasa ragu untuk ikut. Berhari-hari aku terus mikir, ikut enggak ikut enggak ikut enggak, pasti sulit banget mendapatkan izin dari orang rumah apalagi aku punya asma walau enggak seberat atau sering kambuh. Sampai dihari h-1 aku memutuskan untuk ikut, karena aku enggak mau kehilangan moment untuk mendaki bersama teman2 kelas yang masih bisa bertemu. Maka di h-1 aku mendatangi toko penyewaan alat camp untuk menyewa beberapa barang camp. Pada hari h pun aku masih ribet mengurusin peralatan, merapikan, membeli snack, dll.


Dan yeeah.. Finally, barang2ku sudah siap dan kita berkumpul di salah satu rumah temanku. Tak lupa, aku membeli oksigen hirup buat berjaga2 diatas nanti. Sekitar pukul 3, setelah 8 orang sudah berkumpul kita langsung menuju ke basecamp pendakian merbabu. Kita memilih jalur pendakian via selo, perjalanan menanjak pun kita lalui, sampai2 kendaraan kita musti didorong saking tidak kuat. Kala itu kepala saya pusing saat perjalanan berangkat, entah karena capek prepare atau paniknya sebagai pemula. Sesampainya dikawasan selo kita mampir sembahyang sholat asar dulu lalu menuju ke basecamp. Di basecamp kita istirahat dulu, bercanda-canda, makan minum bersama, berbagi, dan ibadah sholat juga. Sempat panik, ketika dua orang temen cewek saya sedang berhalangan, kami semua bingung apakah ketika sedang datang bulan boleh mendaki, tetapi akhirnya sudah terselesaikan setelah menanyakan dari teman via sms padahal sinyal disana blank sesekali muncul walaupun satu signal dan kita bisa meneruskan pendakian kita secara komplit. Di basecamp juga aku malah sering main mata sama pengunjung lain, sayang sekali sempat difoto tapi malah kehapus. Walaaahh sstt lupakan, curcol haha..
+- 20.00 kita berada didepan persis gapura pendakian. Sebelum kita bener2 mendaki, kita berdoa bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Lets goo!! Kita membagi posisi, aku mendapat deret ke 6 dari depan. Kita dengan semangatnya terus berjalan melewati tanah menanjak, melompati bebatuan, dlosor kata orang jawa ketika lewat batang kayu tumbang. Semua dilakukan secara santai dan tidak cepat-cepat, kadang kala kalau ada dari salah satu tim yang capek, yaa musti break dulu dan tidak boleh ada yang ego. Sempat juga saya mengalami panik parno mengingat udara yang dingin dan sempat pesimis akibat negatif thinking. Karena penyakit asma, saya sudah baca2 artikel2 pengalaman, pencegahan, penolongan, dll. Saya selalu mengedepankan semangat dan positif thinking, berdoa, jaga omong, atur napas, sampai di beberapa pos.
Kalian tau iklan axis? *maafsebutmerk Yang beb yuhuu.. Hael hael. Yups, iklan tersebut ternyata juga trend sampai ke pegunungan yaa.. Whihihi, saya hanya ikut ketawa dan ikut-ikutan saut2an (yuhuuu.. Yuhuu..) Ketika ada tim rombongan lain yg menyemangati timnya serta, mencari petunjuk arah dari tim lain. Sampai bosen kita mendengarnya, dan kitapun menyuekinnya. Haha..
Aku juga terkagum atas sosial orang ndaki, ketika kita berjumpa atau menjumpai dengan tim lain kita langsung disapa maupun menyapa (mari.. Mas, permisi mas, semangat mas, hati-hati mbak). Setelah aku tanya2 kepada salah satu temanku, "eh, kenapa sih harus selalu menyapa gitu. Apa enggak capek, selalu ngoceh setiap ketemu orang, alasannya apa?"  tanyaku, "yaa.. Itu udah semacam aturan atau tradisi ketika mendaki kalau ketemu orang harus saling sapa. Harus tetap ramah, baik, berbagi, agar ketika kita berhadapan masalah disana, ada yang bantuin", jawab temanku. Setelah dong, saya terus mendaki sampai melewati pos 1, 2 yang banyak juga tenda2 berdirian disana.
Pukul sekitar 11 malaman, tepatnya malam minggu. Waw, biasanya jam segitu aku stay di depan tv nonton jejak paranormal apalagi malamnya ada persib yang lagi tanding.
Sayang seribu sayang nasib kita, semakin kita keatas, semakin jam memasuki tengah malam, udara semakin dingin, bintang-bintang yang semula kelihatan banyak lalu tertutup oleh awan2 yg turun dengan cepatnya. Gerimis memaksa kita agar kita cepat2 sampai ke pos 3. Bener2 apes kita kala itu, hujan deras mengguyur di perjalanan yang bener2 nanjak. Kita semua lalu memakai jas hujan yang kita bawa dari rumah, semua orang panik menyelamatkan diri dari serangan hujan hahhahahahaha *ketawajahatdenganegomasing-masing*. Sepatu yang saya pakai pun harus rela basah kuyup, walau sudah memakai jas hujan tetap saja basah sepatunya karena bukan mantol kelelawar yang dipakai. Bener2 kedinginan kita semua disana, ada yang duduk, ada yang berdiri diam mendengarkan beribu2 tetesan air hujan. Aku takut hiportemia seperti yang diceritakan di artikel2 internet.
Melihat banyak orang yg mendirikan tenda, kita pun juga ikut mendirikan. Akan tetapi saya hanya membantu menyenteri saja, mengingat ilmu mendirikan tenda yang kurang, pramuka aja sering bolos wkwk..
Setelah mendapat tempat yang pas, yang sebenarnya dipas-pasin aja, karena posisi nyelempit di pojok, mana ada aliran air, kita memaksakan. Semua masuk kedalam satu tenda kecuali 2 orang teman saya yang memilih tidur diluar, entah karena lagi pengen diluar karena hujan sudah reda atau tempat yang tidak cukup. Wkwk bayangin 1 tenda yang umumnya digunakan 4org *nb ini malah digunakan 8 orang hahha.. Tak lupa kita masak mie, bikin kopi, bareng-bareng. Wkwk ngakak tumben nggak ada yang jaim, mungkin karena perutnya udah pada kelaparan. Lepas itu kita tidur. Zzzzz
Zzzzzz nggoook ngok ngok zzzz
Seperti biasa aku tidak bisa tidur di keramaian atau acara banyak orang. Ada salah satu temen yang nglindur, ada yang diem padahal belum tidur, ada yang kedinginan.
Brrr.. Dari jam 11 - 5 aku cuma diem dipojok karena memang aku dapat bagian di pojok, kadang mendengarkan lagu dangdut dari tenda lain, kadang denger temen ngorok. Bener2 aku kedinginan hebat, seluruh tubuhku menggigil, mungkin gara2 saya tidur dalam keadaan pakaian basah karena hujan tadi, bahkan sleeping bag yang sudah aku pakai tidak ada hangat-hangatnya, disamping aku temen aku cewe gendut ups, nggak ada hangat2nya juga wkwk xdsaru..
Setelah mendengar adzan subuh, yang mengherankan saya seperti ada masjid di sekitar, saya langsung bangun :D Nggaktau semalam aku bisa tidur enggak, yang saya ingat hanya menggigil semalaman seperti orang masuk angin.
Pagi hari sebagian kita menuju target sabana 1 termasuk saya, kita membatalkan untuk ke puncak karena sebagian dari kita diharuskan untuk cepat2 pulang karena dipanggil dan dikirim sore ke perusahaan magang. Kita tidak boleh ego, menginginkan keinginan pribadi, termasuk saya. Lalu kita menjumpai pos 3 yang banyak sekali tenda disana, awan2 di ujung matahari terbit mengagetkan saya. Subhanallah ini yang disebut samudera diatas awan seperti yang film 5cm bilang? Indah banget ya allah, ALLAHHUAKBAR.
Kita langsung menuju, keperbukitan untuk menulis memfoto pesanan sign in di kertas. Saya tidak ada persiapan sama sekali, persiapan yang matang, hanya mendadak menulis ditempat itu di kertas yang kosong, bahkan ide dan siapa saja pun seadanya. Sesekali aku menyempatkan kenalan dengan kakak2 yg kayaknya dari boyolali, yang juga meminta meminjam kertas spidol, dan saya pun juga meminjam balon yang dibawanya untuk berfoto whihihi.. Nggak modal! Kitapun juga berfoto bareng.
Kita tidak berlama-lama disana paling tidak pukul 8 sudah menuju tenda, padahal pengen banget kepuncak, tapi apadaya tidak boleh ego diantara kita. Setelah sampai ditenda, kita beres2 semua sampai bersih tidak membuang sampah sembarangan. Sudah puas saya berfoto, tapi sesekali menyempatkan memfoto seseorang disebelah sana, ihiiirr lupakan :D
Jalan ketika menuruni gunung ternyata lebih cepat dan tidak membuat capek seperti ketika mendaki. 2 setengah jam-an kita sudah sampai di basecamp.
Huh pegel2 nih kaki, saat itu kita istirahat bentar lalu pulaaaangg..
Itulah pengalaman mendaki pertamaku di Gunung Merbabu. Benar-benar mengesankan. Saya banyak belajar, dan mendapat motivasi. Semua terjalankan dengan selamat sampai rumah, tak lupa saya ucap syukur alhamdulillah saat itu.
Alhamdulillah..
Beberapa hal yang ingin saya sampaikan:
- Pengalaman pertama mendaki membuat kita ribet, bingung membawa apa saja. Saran saya jangan membawa terlalu banyak barang, yang malah membuat tas berat untuk digendong. Atau barang2 tidak dipakai karena sudah males karena hujan, malas ngambil2 bercampur dengan barang lain.
- Sebaiknya jika ada riwayat asma, siapkan obat2 seperti oksigen hirup (bisa dibeli di apotik harganya 30-40rb), obat lain, rekomendasi dokter terlebih dahulu. Kalau saya sih, selalu bersikap positif thinking, karena dengan kita berpikir negatif malah membuat diri kita takut, panik, dan yang bahayanya malah menjadi-jadi. Pastikan baca artikel2 terlebih dahulu, seperti contoh badan harus tetap hangat, tidur tidak boleh terbaring banget, dll.
- Kalau dari saya, pertama mendaki gunung cuma ingin merasakan gimana pengalaman. Jadi saya hanya ingin mengerti bagaimana2 ketika mendaki dulu. Dan nggak ingin ribet bikin sign in di kertas, ide2 bikin video, atau apalah gitu. Hal tersebut bisa dilakukan saat kita sudah mengerti dan belajar dari pengalaman pertama.
- Di gunung saya bisa belajar, kita harus ramah, saling sapa, nggak boleh sombong karena kita sangat kecil nggak ada apa2nya didunia ini dan nggak patut untuk sombong aplagi Allah tidak suka orang yang sombong. Digunung juga kita harus, nggak boleh buang sampah sembarangan, bawa ajadeh sampahnya, karena dibawah dekat gapura pendakian ada tempat sendiri untuk dibakar petugas.
- Melalu mendaki bersama-sama saya juga belajar, bawa kita nggak boleh ego, menginginkan keinginan diri sendiri. Kita juga harus perhatian dengan anggota lain, saling berbagi, apa yang butuh, kalo kita punya yaa dibagi. Kalau nggak kuat yaa istirahat jangan dipaksakan.
30 April - 1 Mei 2016
Pengalaman mengesankan..

0 komentar:

Posting Komentar